Hatta: Ekonomi Indonesia Terus Membaik

Menko Perekonomian Hatta Rajasa
Sumber :
  • VIVAnews/Anhar Rizki Affandi

VIVAnews - Sejak dilanda krisis global 1997 silam, ekonomi Indonesia terus membaik. Bahkan semakin kuat dengan banyaknya modal asing yang mengalir ke tanah air. Pendapatan per kapita ditargetkan mencapai US$ 5.500 pada 2014 mendatang.

“Sekarang pendapatan per kapita kita sudah US$3.554. Ketika reformasi dijalankan US$500. Pada 2014 harus US$5.500. Kemudian pada 2025 di dalam dokumen masterplan percepatan pembangunan ekonomi Indonesia kita harus mencapai angka US$16.000  per kapita,” kata Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Hatta Rajasa saat berkunjung ke Kalimantan Barat, Jumat 18 Mei 2012.

Target itu, kata dia, meningkat hampir dua kali lipat dari tahun 2011 yang masih berkisar pada US$3.500 sampai US$3.600. Target ini, disesuaikan dengan berbagai program pemerintah mengenai peningkatan perekonomian rakyat. Salah satunya program Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI).

Beberapa tahun ke depan, sambung Hatta, Pemerintah harus sudah mampu meningkatkan perekonomian rakyat yang signifikan. Karena itu, pemerintah secara bersama-sama harus mampu membangun koridor satu wilayah, di antaranya membangun infrastruktur dan perbaikan jalan.

Selain itu, Ketua Umum DPP PAN kini mengatakan, untuk menyukseskan program MP3EI pemerintah juga akan membangun pusat-pusat pertumbuhan ekonomi di sejumlah provinsi.

“Paling tidak klaster pertumbuhan industri serta membangun pelabuhan baru. Kemudian membangun pusat industri, hilirisasi, manufaktur industri hilir. Semua harus kita bangun. Diminta semua pihak agar bahu membahu menyukseskan program ini,” kata  Hatta.

Setiap tahunnya perdapatan per kapita Indonesia terus mengalami peningkatan. Meski demikian, jika program itu berjalan baik, pertumbuhan ekonomi bisa jauh lebih baik lagi.

Hatta menambahkan, meningkatnya pendapatan per kapita ini juga membawa perubahan pola konsumsi penduduk. Pola konsumsi bergeser dari kebutuhan dasar seperti pangan beralih ke konsumsi sekunder seperti kebutuhan liburan, tamasya, komunikasi dan jasa yang lebih berkualitas.

Selanjutnya, dorongan konsumsi domestik karena permintaan rumah tangga serta kegiatan investasi yang berkelanjutan sehingga tingkat inflasi relatif rendah. Terkendalinya tingkat inflasi juga berdampak sehingga nilai tukar Rupiah relatif stabil.

“Suku bunga juga menjadi pemicu yang kuat investasi sehingga hal ini semakin menggairahkan ekonomi dan menyerap lebih banyak lagi tenaga kerja, sehingga hal ini memperkokoh struktur ekonomi Indonesia,” ucap  Hatta.  (umi)

Kasus Film Porno Siskaeee Belum Juga Disidang, Ini Kata Polisi
Apple.

Apple Kehilangan Posisi sebagai Perusahaan Smartphone Teratas, Kalah Saing dengan Samsung

Penjualan iPhone telah hancur turun 10%, Apple Inc. (NASDAQ: AAPL) kehilangan posisi nomor satu dalam pengiriman ponsel pintar global pada kuartal pertama.

img_title
VIVA.co.id
19 April 2024